top of page

Vietnam

Vietnam, dengan kekayaan alam yang melimpah, telah menciptakan peluang dan akses ke cara pengembangan energi yang berkelanjutan. Khususnya, Vietnam telah mengadopsi Strategi Pertumbuhan Hijau Nasional pada tahun 2014, yang terdiri dari pengurangan emisi gas rumah kaca dan intensitas energi, peningkatan kinerja lingkungan industri dan pengembangan sektor hijau, serta mempromosikan gaya hidup berkelanjutan dan pola konsumsi dalam konteks meningkatnya urbanisme._cc781905- 5cde-3194-bb3b-136bad5cf58d_

 

Pada tahun 2020, Vietnam menempati peringkat ke-34 dari 40 negara dalam peringkat daya tarik global dalam hal investasi energi terbarukan. Mempertimbangkan lokasi geografis Vietnam untuk mengeksploitasi tenaga angin dan matahari (3.000 km garis pantai dengan jangkauan angin yang konsisten, hingga 5 kW-jam per meter persegi untuk tenaga surya), akan lebih masuk akal bila fokus beralih ke energi terbarukan. Hebatnya, data dan ulasan pasar menunjukkan bahwa biaya modal matahari dan angin selama lima tahun terakhir telah turun secara signifikan, membuat LCOE untuk energi terbarukan menjadi lebih murah. Oleh karena itu, hal ini memunculkan peluang proyek pembangkit listrik hijau dengan pengembang internasional yang berpengalaman, seperti Denmark.

 

Selain pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi yang cepat, perubahan iklim merupakan faktor lain yang menyebabkan tantangan dalam pasokan air, pengelolaan pengolahan air limbah, dan pengendalian banjir di Vietnam karena garis pantai dan delta sungai yang luas. Agar lebih tahan iklim, Vietnam mengalihkan fokus ke proyek-proyek dengan fitur efisiensi energi dan ekologis. Berinvestasi dalam infrastruktur memainkan peran kunci dalam rencana pembangunan negara. Menurut Bank Pembangunan Asia (ADB), Vietnam adalah salah satu pembelanja infrastruktur terbesar di Asia Tenggara. Proyek baru di jalan tol, jembatan, sistem metro, dan bandara sangat tinggi dalam agenda pemerintah.

bottom of page